TL : Sunggi
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Chapter 50 : “Slapping one’s face – Again and again… and again (2)”
“Tuan Muda, aku ingin tahu kalau kamu punya botol lain obat yang sama? Saya bersedia untuk menukar apapun untuk itu. Yang aku inginkan adalah untuk membuat wanita yang aku cintai bahagia dengan mendapat hadiah yang sesuai untuk dia, tolong bantu saya memenuhi permintaan ini.” Mo Xuan Fei dengan sombongnya melangkah ke depan di antara mereka sambil menyuarakan maksudnya.
Dia tidak tahu siapa yang mendukung anak ini, tapi perjalanan ini untuk menghibur Bai Yun Xian, kalau tidak ini semua akan sia – sia. Dia tidak tahu lagi cara untuk menghiburnya.
Pak Tua itu tidak tahu barangnya dan tidak ingin Pil Qing Yun. Namun dia menganggap sebuah obat tanpa nama yang asalnya tidak diketahui sebagai harta berharga. Dia ingi menunjukan bahwa dengan identitas dan sumber dayanya dia bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan! Pak Tua bodoh itu harus bangun dari tidurnya.
Jun Wu Xie menyipitkan matanya saat dia melihat ke Mo Xuan Fei.
Hmhph. Beberapa tahun ini, orang – orang dari Istana Kekaisaran selalu mencari masalah dengan Istana Linnya. Mereka telah menganggu kakek tersayangnya dan pamannya dalam waktu yang lama. Mereka sunguh mencari balasan setimpal.
Pill – pil yang dibuatnya sendiri? Dia lebih suka memberikannya ke anjing daripada ke Mo Xuan Fei.
“Tidak mau.” Dia menjawab dengan dingin.
Kamu ingin obat – obatan? Mungkin lain kali. Sekarang ? Aku bisa mepertimbangkan untuk memberimu racun. Dengan pujian, tanpa biaya tambahan.
Ketika Pak Tua itu menolaknya, Mo Xuan Fei merasa wajahnya sedang ditampar. Sekali lagi, dalam waktu singkat, anak kecil di depan ini ‘menampar’ wajahnya lagi! Mo Xuan Fei tidak pernah dipermalukan sepanjang hidupnya. Dia sedang marah dalam hati, wajahnya bisa dibilang sangat – sangat gelap dan seram.
Gangguan dari Mo Xuan Fei disaat yang tepat membuat Jun Wu Xie berubah pikiran.
Dia langsung melangkah ke samping dan meminta ke Pak Tua, “Aku bisa berikan dua botol lagi! Berikan aku semua Permata Spritual yan atributnya mirip seperti yang tadi kau tawarkan.” Jun Wu Xie dengan santainya menunjuk ke tumpukan baru permata yang sudah dikeluarkan Pak Tua dari kantong.
Semua orang membelalak terkejut, berapa botol obat – obatan yang dia punya? Melihat anak nekad ini dengan santainya menunjuk Permata Spiritual seperti memilih ikan di pasar. Dia memilih semua yang atributnya mirip seperti yang diincar pasangan itu tadi.
Perubahan keadaaan yang mendadak ini mengejutkan banyak orang. Sebelumnya, dia menolak penawaran Pak Tua, namun meskipun demikian Mo Xuan Fei sudah mengeluarkan penawaran tidak masuk akal untuk obat tanpa nama, anak itu sebenarnya menolak Mo Xuan Fei. Namun hal yang paling gila adalah setelah Mo Xuan Fei melakukan penawaran, anak itu langsung berubah pikiran.
Perhatian tiap orang sekarang menuju ke pasangan idaman, meraka fokus pada reaksi pasangan itu.
Mo Xuan Fei mengangguk setuju dan merasa lebih baik.
Anak ini sungguh pintar! Dia sudah mengerti maksud tersembunyi dibalik usul Mo Xuan Fei. Dengan menolaknya dia bisa menukarnya dengan semua Permata Spiritual dan menghadiahkannya untuk Bai Yun Xian dan dirinya untuk harta yang lain. Anak itu menyelesaikan semuanya dengan mulus.
Pak Tua tidak peduli apapun alasannya, selama dia bisa mendapatkan obat yang menakjubkan, dan tidak hanya satu! Anak itu punya dua! Benar – benar pertemuan yang menguntungkan!
“Ok, akan aku ambilkan buat kamu.” Tanpa ragu – ragu, Pak Tua itu mulai mengambil macam – macam permata sambil tersenyum dan bersenandung.
Jun Wu Xie mengeluarkan dua botol lain dan menyerahkan ke Pak Tua.
Jun Wu Xie menyelipkan Sembilan Mutiara Timur dengan aman dan mengeluarkan Permata Spiritual di tangannya. Dia melihat ke manik – manik berkilauan di tangannya dan melihat ke Mo Xuan Fei dan Bai Yun Xian.
Pasangan itu menunjukan ekspresi lega sementara mata mereka berkhianat penuh hasrat untuk permata ditangan Jun Wu Xie.
Setiap orang menunggu dengan gelisah. Menunggu anak itu memberikan harta – harta ini ke Pangeran Kedua saat anak itu mengambil permata itu dengan dua jari.
Krak…
Orang – orang berfokus ke Permata Spiritual dia antara jari – jari dan mulut mereka ternganga ketika melihat anak itu menghancurkannya. Permata yang hancur berubah menjadi bintik – bintik bintang berkilau yang jatuh ke tanah.
Jun Wu Xie menatap kosong ke pasangan itu dan sedikit demi sedikit tangannya mulai meremukkan permata berharga di telapaknya, mengubahnya jadi debu berkilauan. Dia lalu dengan santainya membersihkan debu ditangannya.
Permata Spiritual boleh tidak bernilai daripada permata berharga lainnya namun tingkat kekerasannya merupakan kelamahan uatamanya. Permata Spiritual sangat rapuh, itu juga alasan yang membuatnya sangat langka. Kalau tidak hati – hati, akan mudah berubah jadi debu.