Update

February 9, 2018

Genius Doctor Black Belly Miss Chapter 49 : “Slapping one’s face – Again and again… and again


TL : Deva

Editor : Rio Bw

Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini

Trimakasih


Chapter 49 : “Slapping one’s face – Again and again… and again (1)”


“Aku tidak tahu kalau obat ini akan membuatmu tertarik wahai Pak Tua” Saat Mo Xuan Fei merasa frustasi, suara anak kecil terdengar dari keramaian bersamaan dengan sosok kecil yang terjepit. Seorang anak laki – laki berumur sekitar 14 tahun akhirnya keluar dari keramaian, membawa sebuah botol porselen kecil dengan satu tangan. Dia melangkah keluar menuju lapak dan menyerahkannya ke Pak Tua.

“Hei nak kau pikir ini pesta? Hanya menerobos dan mengikuti orang lain dengan Cuma menyerahkan obat yang kau punya? Demi Tuhan, Pak Tua itu sudah menolak Pil Qing Yun! PILL QING YUN! Apa kau tahu artinya? Hati – hati dia akan menolakmu mentah – mentah!” Seorang penonton yang kasar dengan sengaja memperkeruh suasana.

Jun Wu Xie hanya mengabaikannya sambil melihat ke Pak Tua. Pak Tua menatap anak kecil yang berdiri di depan dan bangkit mengambil botol itu. “Apa yang ingin kamu tukarkan nak?”

“Mutiara Timur.” Jun Wu Xie menjawab.

“Oh.” Pak tua dengan santainya membuka botol. Sekali dia membuka botol, sebuah aroma manis menyegarkan dari campuran ramuan herbal dengan sedikit bunga teratai tersebar di sekeliling. Bagi yang berada cukup dekat telah dapat kemewahan menghirup ini langsung fisik dan mentalnya merasa lebih nyaman.

Bagi yang berkumpul dekat lapaj tidak bisa menahan diri untuk menghela nafas saat mereka merasa pikiran tenang dan jiwa mereka terangkat. Mata Pak tua yang kelabu terlihat telah mendapat kecerahannya, segala kekhawatirannya hilang saat dia mengangkat kepala dan melihat ke Jun Wu Xie dengan ekspresi limbung.

“Nak, obat apa ini?” Apa namanya?” Pak tua bertanya dengan nada mendesak.

“Itu tidak punya nama. Itu Cuma obat perawatan darah biasa.” Jun Wu Xie belum repot – repot memunculkan nama untuk obat – obat ini karena obat – obat itu hanya untuk perawatan tubuh Jun Xian dan Jung Qing, bagian dari proses pemulihan. Dia tidak perlu membuang waktu untuk sesuatu yang remeh.

“Berapa banyak yang ingin kau tukarkan? Bagaimana kalau begini? Kamu beri aku botol ini dan kamu bisa ambil Sembilan Mutiara Timur dan pilih tiga Permata Spiritual?” Lubang hidung Pak Tua menjadi panas saat dia bertanya dengan nada sangan gembira dan melihat ke Jun Wu Xie dengan mata berbinar. Dia melipat tangannya sambil menyelipkan botol itu didekapannya, memperjelas bahwa dia tidak ingin mengembalikan obat itu.

Segera setelah Pak Tua melakukan penawaran, orang – orang dibuat terdiam tanpa kata. Tidak lama, terdengar diskusi panas saat mereka menonton kejadian yang tidak bisa dipercaya di depan mereka. Pak tua eksentrik itu terang – terangan menolak Pil Qing Yun dan lagi mendabakan sebuah obat tanpa nama yang asalnya tidak diketahui.

Apa artinya ini? Obat anak itu bahkan lebih baik daripada Pil Qing Yun milik atasan Klan Qing Yun?

“Ndak, aku Cuma ingin Mutiara Timur.” Jun Wu Xie tidak tertarik dengan yang lain.

“Bagaimana kalau kamu melihat – lihat ke barang yang lain?” Pak Tua membujuk sambil melihatnya dengan gelisah, mengeratkan genggamannya ke botol.

“Tidak perlu.” Jun Wu Xie mengerutkan kening dengan jengkel. Pak Tua ini benar – benar berpikiran panjang.

“Lalu beri tahu apa yang kamu butuhkan? Kalau aku punya, aku akan tukarkan denganmu?” dia membungkuk dan mulai mencari sesuatu dan mengambil sebuah kantong dan membukanya.

Saat dia menampakan isinya, mata tiap orang bersinar dan berselang kemudian suara meneguk ludah terdengar dimana – mana. Di dalamnya ada bermacam – macam permata spiritual berharga yang sangat cemerlang dan penuh dengan energi spiritual. Kualitas barang – barang tersebut membuat barang – barang yang dipajang sebelumnya terlihat pucat apabila dibandingkan. Sejanak, orang – orang bengong melihat ke tumpukan permata berharga itu.

“Aku Cuma ingin Mutiara Timur” Suara Jun Wu Xie terdengar tidak sabaran. Pak tua berkata sesuatu saat seseorang melangkah dan berdiri di antara mereka.