TL : Sunggi
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Arc ke 2 : Hidup Sendiri
Chapter 9 : Anak kedua, akan Hidup sendiri
“Nadia-chan!”
“Sylvie.... benar itu Sylvie!?”
Didalam ruangan, kedua teman ini saling bertemu.
Nadia kaget karena dibawa kesini, dan Sylvia lari
merangkulnya.
“Kenapa kau disini ?”
“dari pada tanya soal diriku, kenapa malah Nadia-Chan yang
disini?”
Sesaat kedua gadis ini saling berbicara, aku sedang
memandang ke arah Golka.
“Aku bisa membawanya ke rumah kan?”
“aku sudah menerima pembayaranya. Kepemiliki dari Budak
Nadia sudah di pindah kepadamu. Kau bisa melakukan yang kau mau.”
Kata Golka.
Pembayaran yang di bayar tadi dengan cara mengirim pekerja
ke mansion, dan membiarkan mereka membawa uang simapanku ke sini.
Jika soal Grimoire, aku bisa membeli sebanyak yang aku mau
yang penting aku mengatakan kepada kakek nanti, tapi kali ini, harus
menggunakan uangku sendiri.
Aku sudah menghabiskan uang simpananku kabeh, tapi yah,
biarkalah.
“Sylvia, juga... Nadia? Ayo pulang dulu”
*
Dengan memberikan sesuatu yang disebut bonus extra,
memberikan tumpangan gratis menusu Mansion.
Kami bertiga menunggai kereta kuda, dan kembali ke Mansion.
“aku selalu kawati tentang Sylvie. Bahkan jika aku bertanya
ke Ayah, Ayah tidak akan mengatakan apapun padaku. Ayah bilang kalau aku harus
melupakan segala sesuatu tentang Sylvie-chan, hanya itu yang Ayah katakan
padaku.”
“Aku minta maaf...”
“lebih dari itu, kenapa kau malah jadi Budak?”
Aku kembali ke cara bicaraku yang biasa dan bertanya ke
Nadia.
Nadia langsung heran, dan melihat ke arah Sylvia. Sylvia
mengangguk, dan Nadia mengatakan apa yang Di alaminya dengan perasaan takut.
“Aku tidak tau, ada banyak orang yang datang kerumah.
Mengatakan untuk menangkat.”
“Ahh”
Nadia bilang kalau dirinya
tidak tau, tapi aku rasa apa yang terjadi dasarnya hanya itu.
Hal yang sama pasti juga terjadi kepada Sylvia.
“Lucio-sana,”
“Un, Apa”
“Apa yang akan Nadia-chan.... lakukan mulai sekarang?”
“.......”
Aku sedikit ragu.
Status sosial dari nadia adalah Budak, jadi jelas saja dia
akan bekerja sebagai pelayan atau mungkin Madi karena budak biasanya
diperlakukan seperti itu.
Tapi nadia adalah sahabat Sylvia, menggunakanya sebagai
pelayan dengan Sylvia yang seumuran denganya, membuatku merasa bersalah.
Aku ingin tau apa yang harus aku lakukan..
*
“Kau cuman perlu menikahinya”
Kembali ke Mansion, aku berkonsultasi ke Ojii-san yang
sangat mengerti diriku, dan aku disuruh melakukan itu.
“menikah? Aku menikahi Nadia?’
“itu yang terbaik”
Oh begitu, ini yang terbaik kah.
“Ah! Tapi ada sesuatu yang harus dilakukan dengan statusnya
yang sebagai budak”
“jika untuk Kediaman Marten hal ini tidak masalah. Ada sih
para bangsawan yang berisik soal hal ini, tapi rumah kita tidak memiliki
masalah seperti itu, maksudku”
*Niyari* Ojii-san tersenyum kearahku.
“Aku juga punya istri Budak”
Oi Oi apa kau serius.
Tapi aku dengar hal
yang bagus.
Jika itu Ojii-san yang adalah pemimpin dari rumah kami
adalah yang membantuku, pasti tidak akan ada masalah. Apa yang harus aku
lakukan adalah mengatakannya ke Nadia.
“Kau akan ,melakukanya ?”
“Un, sepertinya tidak ada jalan lain”
“kalau begitu, lebih baik jika kau mulai hidup sendiri”
“hidup sendiri?”
Apa maksudnya itu.
“kan gak baik kalau kau sudah punya dua istir tapi masih
tinggal bersama keluargamu? Kan sudah sewajarya untuk kau membeli rumah, dan
tinggal bersama dengan istrimu?”
Mungkin itu benar.
“Ojii-chan, aku masih berumur 8 tahun loh?”
“seorang pria yang pulang membawa istir sendiri seharusnya
sudah disebut orang dewasa.”
Aku pikir begitu ~~~
Tidak ada jalan lain, aku perlu cara menemukan uang, belu
rumah dan hidup sendiri.
Ah! Sebelum itu, aku harus mengetahui perasaan Nadia.
*
“sudah diputuskan, jadi menikah adalah cara terbaik,
bagaimana menurut mu?”
Kembali ke mansion, aku membicarakan hal ini dengan Sylvia
dan Nadia.
“benarkah!”
Entah kenapa Nadia sangat senang.
“Aku bisa menikah dengan orang yang sama yang dinikahi
Sylvie?”
“yah, jadinya seperti itu”
“Aku mau, aku akan jadi istri”
Nadia jadi sangat semangat daripada yang aku duga, aku
jadinya bingung.
“o-oh begitu. Bagaimana dengna Sylvia’
“kalau Lucio-sama sudah bilang begitu..”
*Nikkori * Sylvia tersenyum dengan indah. Diumurnya, dia
jelas adalah cerminan dari istri yang penurut.
“Yosh, kita lakukan saja itu”
Ceritanya ternya berjalan dengan baik.
Baiklah kalau beigitu, aku perlu rumah dan jadi hidup
sendiri.