TL : Sunggi
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Chapter 30 : Tangan Penyembuh (4)
Jun Wu Xie agak kaget sambil dirinya melihat ke arah
munculnya Jun Wu Yao.
Wu Yao dengan biasa mendekat ke tempat duduk terdekat
kemudian duduk dan dengan malasnya membasuh wajahnya dengan tangan sambil
memberikan senyum menawan. Rambutnya yang panjang bergemulai dan memunculkan
wajahnya yang tampan.
Pemandangan ini jelas dosa.
Jun Wu Xie sudah lama tidak melihatnya dan hampir saja lupa
tentang keberadaanya. Tidak mengira kalau dirinya akan muncul secara tiba-tiba.
Dengan kemunculanya, Wu Xie bisa mencium bau darah
meskipun hanya sedikit, meskipun bau darah ini ditutupi dengan bau obat-obatan
yang keras, dengan hidungnya yang sensitif, dia masih bisa menicumnya.
Jun Wu Yao memandang ke arah Wu Xie dengan senang tapi expresinya
hampir pecah saat dia melihat Wu Xie mengkerut kearahnya sambil melihat Wu Xie
menutupi hidunya dengan tanganya. Senyuman tampanya membeku.
“Selanjutnya, jika kau tidak bisa menghilangkan bau ini, kau
tidak diperbolehkan masuk ke apotik.” Wu Xie memperingatkanya dengan serius. Wu
Xie tidak peduli asal dari Jun Wu Yao, yang penting dia tidak menganggu dirinya
dan Kediaman Lin, Wu Yao bisa melakukan apapun yang dia mau.
Jun Wu Yao dengan perlahan berdiri sambil dia melihat ke
arah Wu Xie dengan expresi menderita.
Baunya sangat sulit tercium dan lagi tempat ini memiliki bau
obat-obatan yang kental, bagaimana bisa hidunya mencium bau darah dari
banyaknya bau disini?
“Kau sangat tidak menyukai bau ini?” kata Wu Yao.
“Ya!” Wu Xie melihat Wu Yao berjalan ke arahnya dengan
perlahan. Wu xie tanpa sadar berjalan kebelakang sambil Wu yao semakin
mendekat. Bau ini membuatnya sakit jika dia tidak sedang merawat pasien.
“Maaf... maaf sekali” saat Wu yao melihat ke arah Jun Wu Xie
yang mencoba untuk menghindarinya, sebuah senyum jahat muncul setelah itu dia
menghilang. Sebelum Wu Xie bisa menghindar, dia di peluk oleh kedua tangan
kuat.
Wajahnya yang lembut dipaksa mendekat ke dada Wu Yao sambil
sebuah bau darah menyerang hidungnya semakin lama semakin kuat. Jun Wu Xie
berdiri saja membatu.
“Lepaskan!”
“tenanglah, selanjutya aku tidak akan membuatmu menciumnya
lagi.” Jun Wu Yao tidak hanya melepaskanya, dia bahkan memeluknya lebih erat.
Sangat kecil, sangat lembut, rasanya seperti hewan kecil
bersembunyi ditempat aman tapi hewan kecil yang dia peluk sekarang ini memiliki
taring tajam dan memperlihatkanya.
Wu Xie membatu sambil dipeluk oleh Wu Yao dengan erat dan
mengosok kepalnya sambil jika Wu Xie adalah Seorang hewan peliharaan! Baju yang
barusan dia ganti sekarang harus diganti lagi karena sekarang ada bau darahnya.
Saat Wu Yao akhirya melepaskanya, Wu Xie langsung keluar dari Apotik dan
mengosokkan tubuhnya beberapa kali sebelum
Wu Xie mau keluar.
Setelah dihiraukan oleh masternya, sikucing hitam ini hanya
bisa memandang ke arah Jun Wu Yao. Jun Wu Yao hanya bisa tersenyum sambil dia
melihat bayangan dari Jun Wu Xie yang lari. Si kucing hitam ini bisa merasakan
energi kuat dan menyadari seberapa berbahayanya orang ini! Si kucing hitam ini
langsung mengikuti masternya dan melarikan diri dari apotik.
Master! Jangan meninggalkanku sendiri dengan pria gila ini!
...................
Jun Qing akhirnya sadar sambil dirinya melihat sesosok yang
dikenal duduk disamping kasurnya. Sambil pandanganya yang perlahan kembali, dia
sadar kalau sesosok itu adalah ayahnya yang terlihat kawatir yang terlihat
lebih dari terakhir kali dia melihatnya.
“Ayah?” Jun Qing mencoba untuk duduk tapi tubuhnya terasa
jika seluruh tulang yang ada ditubuhnya patah dan membuatnya tidak bisa
bergerak.
“Jangan bergerak! Tidur saja!” Jun Xian dengan cepat
berkata.
“Apa yang terjadi padaku?” meskipun seluruh tubuhnya terasa
seperti pecah dan membuat dirinya tidak bisa bergerak, dia masih merasakan rasa
nyaman dan aman.
“Kau hampir saja membuat ayahmu mati ketakutan!”
“..........” Jun Qing melihat ke arah sesosok yang kawatir di kasurnya.
Chapter 29 | Chapter 31