Update

January 28, 2017

Manga Yomeru - Chapter 19 : Kucing Dan Kakak


TL : Sunggi

Editor : Rio Bw

Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini

Trimakasih




Chapter 19 : Kucing Dan Kakak

Aku membawa kucing ke rumah.
Dia di kasari dicircus, bajunya entah kenapa compang-camping, dan tubuhnya penuh kotoran.
Itulah kenapa, aku menyuruh Sylvia masuk dan mandi dulu.

“Kya!”

Sylvia berteriak, dan *Pasha, ada sebuah suara percikan.
Apa yang terjadi, aku pikir, dan saat aku dijalan, aku melihat seorang gadis dengan kuping kucing berlari.
Dengan baju tipis yang dipakainya tadi saat masuk kamar mandi.

“aku minta maaf Lucio-sama, tolong tangkap dia.”
“Ah!!”

Aku dengan perlahan mendindari sigadis dengan kuping kucing yang sedang berlari mendekatiku, dan menangkapnya.
Sesaat aku melakukan hal itu, entah kenapa dia jadi menurut.
Dia memandangku dengan mata yang penuh hina.

“ini, kembalilah, biarkan Sylvia memandikanmu”
“tidak.”
“tidak kau bilang...”
“aku tidak mau di mandikan oleh orang itu.”
“Un? Apa ada masalah. Nadia~”

Aku berteriak, dan mencoba memanggil Nadia.

“Orang itu juga, tidak”
“tidak, kau bilang, meskipun kau belum pernah bertemu dengan Nadia?”
“pokoknya tidak”

Aku entah berpikir gadis ini memikirkan kepentingan dirinya sendiri.

“kalau begitu, kau mau mandi sendiri?”

Saat aku berteranya, si gadis dengan rambut kucing itu menunjuk ke arahku.
Dia menunjuk langsung ke arahku, dan memandangku.

“Aku?”
“ya”
“tidak, tapi aku kan pria, nanti bisa ada masalah.”

Saat aku ragu. Sylvia berhasil mengejar.
Karena percikan tadi, dia sekarang basah.

“Slyvia, bisa kau berdiri disini sebentar.”
“Ya”
“Apperance”

Aku mendekatkan tanganku, dan mengucap sihir ke Sylvia.
Cahaya sihir menutupi Sylvia, dan mengubah penampilanya.
Saat cahaya-nya menghilang, Sylvia terlihat sama sepertiku.
Saat aku berdiri disampingnya, kau pasti berpikir kalau kami ini kembar, dia sangat persih dengan diriku.

“bagaimana? Dengan ini, kau bisa membiarkan Sylvia memandikanmu kan?’

Aku bertanya ke gadis berambut kucing, tapi dia menjawab dengan segera, menggelengkan kepalanya.

“gak bisa begini ?”

Seperti itu, dia menunjuk ke arahku lagi.

*

Didalam kamar mandi, aku memandikan gadis tanpa busana dengan kuping kucing.
Aku melihat ke arah lain.
Tubuh bugilnya, oppainya sangatlah mengaggumkan.
Oppai besar nan cantik. Seperti itulah saat aku mendeskripsikanya.
Aku sangat malu jadi aku melihat ke arah lain aku tidak bisa melihanya langsung, dan membuat obrolan kecil.

“namamu?’
“Mami”

Mengaggetkan, dia menjawab dengan jujur.

“aku Mami. Yang satunya adalah CoCo”
“yang satunya, maksudmu sigadis dengan kuping anjing.”
“Ya”
“Namamu berbeda kuh, mungkinkah kalian ini orang yang berbeda?”
“Un, orang yang berbeda, Coco dan Aku adalah orang yang berbeda.”
“he~”

Sepertinya mereka tidak hanya mengubah penampilang.
Mengubah tubuh sesaat air dipercikan, dan sifatnya juga berubah.
Nama dari si gadis berambut anjing adalah CoCo, dan nama dari sigadis berambut Kucing adalah Mami.

“kalian saling berubah saat dipercikan air kan, kenapa seperti itu?”
“Aku tidak tau. Sudah seperti ini semenjak aku mengingatnya.”
“apa hanya perlu air yang di percikan? Bagaimana dengan air panas?”
“hanya air”
“kalau begitu, bahkan jika aku memandikanya, gak papa kan.”


Untuk beberapa waktu, aku mengusap punggunnya dengan sabun.
Kali ini, aku mengusapnya dibagian tangan.
Saat aku mengusapnya, dan bahkan saat kita saling mengobrol aku masih melihat ke arah lain.


“...........”

Mami melihat ke arahku, dan menggerakan tubuhnya.
Dia menggerakan tubuhnya ditempat dimana aku melihat, dan memandangku.
Tentu saja masih bugil ~~ karena aku masih bisa melihat Opaainya, aku melihat ke arah lain.
Dan lalu, Mami bergerak lagi.
Bergerak. Mami bergerak lagi.
Aku ke arah lain, dan dia bergerak lagi.

Terus-terusan seperti itu.
Setelah itu. Entah bagaimana, Mami tersenyum.
Itu adalah senyuman bahagia.
Dia dasarnya adalah gadis cantik, dan saat dia tersenyum, aku tidak bisa melihat langsung ke arahnya dan lagi membuatku melihat ke arah lain.
Sepertinya ini benar hal buruk, ini buruk kalor terus-terusan begini.

Aku memutuskan untuk langsung memandikanya, dan memandangnya langsung dari pada melihat ke arah lain, dan bertanya.

“apa ada tempat lain yang ingin di usap lagi?”

Rencanya sukses, sekarang Mami yang melihat ke arah lain.
Beberapa detik kemudian menjawab.

“d-disini”

Dan, menunjuk ke pangkal bagian ekornya.

“un? Ahh, tempat itu memang harus dibersihkan dengan benar’

Pangkal dari ekornya, batas antara bokong dan ekornya memang agak kotor.
Seperti lumpur dan debu. Tempat yang dipenuhi kotoran.

“aku mengerti. Arahkan pinggulmu ke arahku’
“Un....”

Mami menjadi seperti berkaki empat dan mengarahkan pinggulnya ke arahku.
Aku mengusap bokongnya pangkal dari ekornya.
Aku memberik sampo ke tangan, dan membuat banyak gelembung, dan membasuhnya dengan berlahan.

*GoshiGoshi* *GoshiGoshi

Pangkal dari ekor yang pada awalnya kasar, sudah mulai menjadi halus.

“aku membasuhnya langsung.”
“Hyan!”

Aku memasukan gelembung-gelembung itu ke dalam air.
Berubah menjadi bersih, tapi masih ada bagian yang kotor.
Aku sekali lagi membasuhnya *GHosiGoshi dan membasuhnya.

“Nyaa.... Nyaaaa!”

Entah kenapa, suara seperti kucing terdengar.

“apa aku terlalu banyak menggunakan kekuatan? Apa sakit?”
“Ti-tidak sama sekali....”
“? Lalu aku bisa melanjutkanya kan.”

*Gokuri mami mengangguk.
Aku melanjutkan usapanku *GoshiGoshi, setelah itu aku membasuhnya dengan air.

“U~un masih agak kotor, aku akan membasunya lagi’
“U~un , silahkan.....”

Karena aku yang minta, aku membasuh bokongnya.
Perlahan-lahan dan berhati-hati, aku membasuhnya.

*

Setelah aku selesai memandikanya, Mami terlihat kecapekan, jadi aku membantunya memakai baju, dan mempersilahkanya untuk sitirahat.
Aku kembali ke ruang ku sendiri.
Ini pertama kalinya aku memandikan wanita cantik berdada besar, jadi aku juga sangat kecapek an.
Setelah beristirahat, aku terus minum, saat aku memikirkan aku itu.

“Uwaaaaa, s-siapa kau!!”

Aku mendengar teriakan di luar rumah, suara yang sangat aku kenal.

“Isaaac?”

Teriakanya seperti kakakku, isaac, aku mendengarnya seperti itu.
Itu adalah suara yang menyedihkan saat dia panik, aku yakin pasti dia.
Apa ada yang dia butuhkan? Aku memikirkan kan hal itu, aku pergi keluar.
Pintu di luar terbuka. Yang masuk adalah mami yang tadinya terlihat kecapekan.
Dia sedang manarik sesuatu. Saat aku melihat yang ditarik, itu adalah Isaac.

“Nii-san”
“Ooi, sialan kau Lucio, apa artinya ini”
“Uhm.. bahkan jika kau bertanya hal ini”

Aku dalam masalah.
Aku melihat ke arah Mami. Mami menarik Isaac dan berjalan mendekat ke arahku.
*Poi dia melempat Isaac ke padaku dan berkata.

“orang ini mencurigakan. Karena dia berlari bekeliling rumah.”
“........ kenapa kau berjalan mengelilingi rumah? Nii-san”
“u! I-itu tidak benar sama sekali”

Benar .

“dengar, dari pada hal itu, cepat lepaskan ini”

Yah seperti yang kuduga.
Aku melepas talinya yang menali isaac.

“dan, kenapa kau ke sini, Nii-san”

Saat aku bertanya, aku memandang tajam ke arahnya.

“sudah cukup! Aku tidak ada yang ingin aku katakan denganmu”
“ha~....”
“bodoh~. Bodoh~~”

Isaac pergi sambil mengatakan hal itu.
Apa yang kau katakan ... diumurmu itu “bodoh~, bodoh~” bukankah itu tidak benar!
Aku agak kaget.
Yah tidak masalah, aku melihat ke arah mami.
*KiraKira mata mami bersinar dan melihat ke arahku

Wajahnya seperti menunggu seseuatu *PikuPiku kuping kucingnya bergerak.
Ini, mungkin... dia ingin di puji?
Dia menali Isaac*(buruan). Jadi dia ingin di puji?
Aku mencoba mendekatkan tanganku, dan mengelus kepalanya.

“Nya~....’

Wajah Mami terlihat menikmati.!
Dia menggerakan kepalanya, menyuruhku mengelusnya lagi, seperti dia bilang begitu, dia mendekatkan kepalanya kepadaku.
Aku juga sangat senang, dan saat aku mencoba mengelus kupingnya, dia lebih menjadi terpikat.
Untuk beberapa waktu, aku terus mengelus mami.

Tiba-tiba, *Bikun tubuh mami bergerak.
Dia mengangkat kepalanya, dan memandang ke tembok.

“apa ini?”

Saat aku bertanya, dia tidak menajwab, Mami melompat dari kamar.
Ada apa, saat aku memikirkan hal itu.

“Uwaaaa! Kau lagi!”

Aku mendengar suara Isaac, setelah beberapa saat Mami membawa Isaac yang sudah terikat.

“Sialah Lucio! Lepaskan aku”
“tidak, apa yang sebenarnya kau inginkan. Bukankah kau akan pulang.”

Aku juga kaget, aku menjawabnya dengan nada biasa.


“i-ini tidak ada urusanya denganmu kan?”
“Ha~~....”

Dia tidak bisa mengataknya, jadi aku membiarkanya dan terus bermain dengan Mami.
Mami terlihat sangat bahagia, dia jelas membuka hatinya kepadaku.
Dia itu kucing, jadi aku ingin memilikinya, itu yang kau pikirkan.

Ngomong-ngomong. Jika aku membuarkan Isaac sendiri, dia mungkin akan terikan sekali lagi, jadi saat dirinya ditali, aku membawanya ke rumah keluarga.
Setelah itu dia dimarahi oleh Ojii-san.