TL : Sunggi
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Chapter 19 : Kucing Dan Kakak
Aku membawa kucing ke rumah.
Dia di kasari dicircus, bajunya entah kenapa
compang-camping, dan tubuhnya penuh kotoran.
Itulah kenapa, aku menyuruh Sylvia masuk dan mandi dulu.
“Kya!”
Sylvia berteriak, dan *Pasha, ada sebuah suara percikan.
Apa yang terjadi, aku pikir, dan saat aku dijalan, aku
melihat seorang gadis dengan kuping kucing berlari.
Dengan baju tipis yang dipakainya tadi saat masuk kamar
mandi.
“aku minta maaf Lucio-sama, tolong tangkap dia.”
“Ah!!”
Aku dengan perlahan mendindari sigadis dengan kuping kucing
yang sedang berlari mendekatiku, dan menangkapnya.
Sesaat aku melakukan hal itu, entah kenapa dia jadi menurut.
Dia memandangku dengan mata yang penuh hina.
“ini, kembalilah, biarkan Sylvia memandikanmu”
“tidak.”
“tidak kau bilang...”
“aku tidak mau di mandikan oleh orang itu.”
“Un? Apa ada masalah. Nadia~”
Aku berteriak, dan mencoba memanggil Nadia.
“Orang itu juga, tidak”
“tidak, kau bilang, meskipun kau belum pernah bertemu dengan
Nadia?”
“pokoknya tidak”
Aku entah berpikir gadis ini memikirkan kepentingan dirinya
sendiri.
“kalau begitu, kau mau mandi sendiri?”
Saat aku berteranya, si gadis dengan rambut kucing itu
menunjuk ke arahku.
Dia menunjuk langsung ke arahku, dan memandangku.
“Aku?”
“ya”
“tidak, tapi aku kan pria, nanti bisa ada masalah.”
Saat aku ragu. Sylvia berhasil mengejar.
Karena percikan tadi, dia sekarang basah.
“Slyvia, bisa kau berdiri disini sebentar.”
“Ya”
“Apperance”
Aku mendekatkan tanganku, dan mengucap sihir ke Sylvia.
Cahaya sihir menutupi Sylvia, dan mengubah penampilanya.
Saat cahaya-nya menghilang, Sylvia terlihat sama sepertiku.
Saat aku berdiri disampingnya, kau pasti berpikir kalau kami
ini kembar, dia sangat persih dengan diriku.
“bagaimana? Dengan ini, kau bisa membiarkan Sylvia
memandikanmu kan?’
Aku bertanya ke gadis berambut kucing, tapi dia menjawab
dengan segera, menggelengkan kepalanya.
“gak bisa begini ?”
Seperti itu, dia menunjuk ke arahku lagi.
*
Didalam kamar mandi, aku memandikan gadis tanpa busana
dengan kuping kucing.
Aku melihat ke arah lain.
Tubuh bugilnya, oppainya sangatlah mengaggumkan.
Oppai besar nan cantik. Seperti itulah saat aku
mendeskripsikanya.
Aku sangat malu jadi aku melihat ke arah lain aku tidak bisa
melihanya langsung, dan membuat obrolan kecil.
“namamu?’
“Mami”
Mengaggetkan, dia menjawab dengan jujur.
“aku Mami. Yang satunya adalah CoCo”
“yang satunya, maksudmu sigadis dengan kuping anjing.”
“Ya”
“Namamu berbeda kuh, mungkinkah kalian ini orang yang
berbeda?”
“Un, orang yang berbeda, Coco dan Aku adalah orang yang
berbeda.”
“he~”
Sepertinya mereka tidak hanya mengubah penampilang.
Mengubah tubuh sesaat air dipercikan, dan sifatnya juga
berubah.
Nama dari si gadis berambut anjing adalah CoCo, dan nama
dari sigadis berambut Kucing adalah Mami.
“kalian saling berubah saat dipercikan air kan, kenapa
seperti itu?”
“Aku tidak tau. Sudah seperti ini semenjak aku
mengingatnya.”
“hanya air”
“kalau begitu, bahkan jika aku memandikanya, gak papa kan.”
Untuk beberapa waktu, aku mengusap punggunnya dengan sabun.
Kali ini, aku mengusapnya dibagian tangan.
Saat aku mengusapnya, dan bahkan saat kita saling mengobrol
aku masih melihat ke arah lain.
“...........”
Mami melihat ke arahku, dan menggerakan tubuhnya.
Dia menggerakan tubuhnya ditempat dimana aku melihat, dan
memandangku.
Tentu saja masih bugil ~~ karena aku masih bisa melihat
Opaainya, aku melihat ke arah lain.
Dan lalu, Mami bergerak lagi.
Bergerak. Mami bergerak lagi.
Aku ke arah lain, dan dia bergerak lagi.
Terus-terusan seperti itu.
Setelah itu. Entah bagaimana, Mami tersenyum.
Itu adalah senyuman bahagia.
Dia dasarnya adalah gadis cantik, dan saat dia tersenyum,
aku tidak bisa melihat langsung ke arahnya dan lagi membuatku melihat ke arah
lain.
Sepertinya ini benar hal buruk, ini buruk kalor
terus-terusan begini.
Aku memutuskan untuk langsung memandikanya, dan memandangnya
langsung dari pada melihat ke arah lain, dan bertanya.
“apa ada tempat lain yang ingin di usap lagi?”
Rencanya sukses, sekarang Mami yang melihat ke arah lain.
Beberapa detik kemudian menjawab.
“d-disini”
Dan, menunjuk ke pangkal bagian ekornya.
“un? Ahh, tempat itu memang harus dibersihkan dengan benar’
Pangkal dari ekornya, batas antara bokong dan ekornya memang
agak kotor.
Seperti lumpur dan debu. Tempat yang dipenuhi kotoran.
“aku mengerti. Arahkan pinggulmu ke arahku’
“Un....”
Mami menjadi seperti berkaki empat dan mengarahkan
pinggulnya ke arahku.
Aku mengusap bokongnya pangkal dari ekornya.
Aku memberik sampo ke tangan, dan membuat banyak gelembung,
dan membasuhnya dengan berlahan.
*GoshiGoshi* *GoshiGoshi
Pangkal dari ekor yang pada awalnya kasar, sudah mulai
menjadi halus.
“aku membasuhnya langsung.”
“Hyan!”
Aku memasukan gelembung-gelembung itu ke dalam air.
Berubah menjadi bersih, tapi masih ada bagian yang kotor.
Aku sekali lagi membasuhnya *GHosiGoshi dan membasuhnya.
“Nyaa.... Nyaaaa!”
Entah kenapa, suara seperti kucing terdengar.
“apa aku terlalu banyak menggunakan kekuatan? Apa sakit?”
“Ti-tidak sama sekali....”
“? Lalu aku bisa melanjutkanya kan.”
*Gokuri mami mengangguk.
Aku melanjutkan usapanku *GoshiGoshi, setelah itu aku
membasuhnya dengan air.
“U~un masih agak kotor, aku akan membasunya lagi’
“U~un , silahkan.....”
Karena aku yang minta, aku membasuh bokongnya.
Perlahan-lahan dan berhati-hati, aku membasuhnya.
*
Setelah aku selesai memandikanya, Mami terlihat kecapekan,
jadi aku membantunya memakai baju, dan mempersilahkanya untuk sitirahat.
Aku kembali ke ruang ku sendiri.
Ini pertama kalinya aku memandikan wanita cantik berdada
besar, jadi aku juga sangat kecapek an.
Setelah beristirahat, aku terus minum, saat aku memikirkan
aku itu.
“Uwaaaaa, s-siapa kau!!”
Aku mendengar teriakan di luar rumah, suara yang sangat aku
kenal.
“Isaaac?”
Teriakanya seperti kakakku, isaac, aku mendengarnya seperti
itu.
Itu adalah suara yang menyedihkan saat dia panik, aku yakin
pasti dia.
Apa ada yang dia butuhkan? Aku memikirkan kan hal itu, aku
pergi keluar.
Pintu di luar terbuka. Yang masuk adalah mami yang tadinya
terlihat kecapekan.
Dia sedang manarik sesuatu. Saat aku melihat yang ditarik,
itu adalah Isaac.
“Nii-san”
“Ooi, sialan kau Lucio, apa artinya ini”
“Uhm.. bahkan jika kau bertanya hal ini”
Aku dalam masalah.
Aku melihat ke arah Mami. Mami menarik Isaac dan berjalan
mendekat ke arahku.
*Poi dia melempat Isaac ke padaku dan berkata.
“orang ini mencurigakan. Karena dia berlari bekeliling
rumah.”
“........ kenapa kau berjalan mengelilingi rumah? Nii-san”
“u! I-itu tidak benar sama sekali”
Benar .
“dengar, dari pada hal itu, cepat lepaskan ini”
Yah seperti yang kuduga.
Aku melepas talinya yang menali isaac.
“dan, kenapa kau ke sini, Nii-san”
Saat aku bertanya, aku memandang tajam ke arahnya.
“sudah cukup! Aku tidak ada yang ingin aku katakan denganmu”
“ha~....”
“bodoh~. Bodoh~~”
Isaac pergi sambil mengatakan hal itu.
Apa yang kau katakan ... diumurmu itu “bodoh~, bodoh~” bukankah
itu tidak benar!
Aku agak kaget.
Yah tidak masalah, aku melihat ke arah mami.
*KiraKira mata mami bersinar dan melihat ke arahku
Wajahnya seperti menunggu seseuatu *PikuPiku kuping
kucingnya bergerak.
Ini, mungkin... dia ingin di puji?
Dia menali Isaac*(buruan). Jadi dia ingin di puji?
Aku mencoba mendekatkan tanganku, dan mengelus kepalanya.
“Nya~....’
Wajah Mami terlihat menikmati.!
Dia menggerakan kepalanya, menyuruhku mengelusnya lagi,
seperti dia bilang begitu, dia mendekatkan kepalanya kepadaku.
Aku juga sangat senang, dan saat aku mencoba mengelus
kupingnya, dia lebih menjadi terpikat.
Untuk beberapa waktu, aku terus mengelus mami.
Tiba-tiba, *Bikun tubuh mami bergerak.
Dia mengangkat kepalanya, dan memandang ke tembok.
“apa ini?”
Saat aku bertanya, dia tidak menajwab, Mami melompat dari
kamar.
Ada apa, saat aku memikirkan hal itu.
“Uwaaaa! Kau lagi!”
Aku mendengar suara Isaac, setelah beberapa saat Mami
membawa Isaac yang sudah terikat.
“Sialah Lucio! Lepaskan aku”
“tidak, apa yang sebenarnya kau inginkan. Bukankah kau akan
pulang.”
Aku juga kaget, aku menjawabnya dengan nada biasa.
“i-ini tidak ada urusanya denganmu kan?”
“Ha~~....”
Dia tidak bisa mengataknya, jadi aku membiarkanya dan terus
bermain dengan Mami.
Mami terlihat sangat bahagia, dia jelas membuka hatinya
kepadaku.
Dia itu kucing, jadi aku ingin memilikinya, itu yang kau
pikirkan.
Ngomong-ngomong. Jika aku membuarkan Isaac sendiri, dia
mungkin akan terikan sekali lagi, jadi saat dirinya ditali, aku membawanya ke rumah
keluarga.
Setelah itu dia dimarahi oleh Ojii-san.