Update

January 16, 2017

Manga Yome - Chapter 12 : Perang Dunia Kecoak

TL : Sunggi

Editor : Rio Bw

Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini

Trimakasih


Chapter 12 : Perang Dunia Kecoak

“Kyaaa!”

Aku mendengar teriakan Sylvia dari dapur.
Bersama dengan Nadia, aku berlari ke arah Dapur terburu-buru
Aku melihat disana, Sylvia yang sedang mununuduk dipojokan.

“Sylvia!? Ada apa?”

Nadia bertanya. Sylvia gemetar sambil membuat dirinya terus mengecil, dan menunjuk ke arah berlawan dari dapur.
Aku melihat disara, aku melihat jika tidak ada yang salah.

“Ah! Itu kecoa..”
“Kyaaaaaaa!”

Kata Nadia, dan Sylvia berteriak lagi.
Saat aku melihat dengan seksama, memang ada keoca disana.
Oh begitu, ini alasan kenapa Sylvia berteriak.
Aku mendekat ke arah Sylvia, dan bertanya.

“Sylvia, Sylvia tidak suka dengan ke~~ ini? Kuh?”

*KyukukuKoku*.

Dia bahkan tidak menjawab, *Purupuru* Syllvia berbelok ke arah berlawanan dimana ada kecoa itu, gemetar.
Yah, dia kan wanita, tidak suka dengan mankluk bergaris hitam ini memang tidak bisa disalahkan.
Malahan, Nadia terlihat baik-baik saja.

“beraninya kau, membuat Sylvie ketakutan.... Eiii!”

Nadia mengambil sapu, dan melompat ke arah Kecoa itu sambil menyaunkan sapunya.
Dia mengayunkanya dari atas kepala, dan sapunya mendarat ke bawah dengan kecepatan penuh.
Tapi, tidak kena.
*Zuzazaua* si kecoa melarian diri.

“makan ini! Makan ini! Kenaaa!!!”

*BunBun setelah beberapa ayunan, kecoa yang lari itu mati ditangan Nadia.
Aku melihat ke arah kecoa, dan melemparnya keluar rumah.

“Sylvie”
“Nadia-chan...”
“Sekarang sudah tidak apa-apa, aku sudah menghancurkanya.”
“Nadia-chan”

Slyvia memeluk Nadia.
Dengan air mata, dia kelihatanya sangat tersentuh.
Nadia menghancurkan si kecoa, jadi bagi Sylvia, dia sangat terlihat seperti penyelamat.

“tapi ini tidak bagus “jika disini ada satu kecoa, mungkin disini juga ada 100 lagi.” Itu yang sering dibicarakan.”
“Eh....”

*Bishi aku pikir aku dengar sesuatu.
Sylvia melihat ke arahku, wajahnya penuh dengan ketakutan.. ini tidak bagus.

“....ufu..”
“Sylvie?”
“ufu, ufufufufu. Ah..... bintangnya indah sekali.”
“Sylvie? Ada apa dengnamu, Sylvie, kau tidak papa?”
“Ne~, ayo keluar dari sini? Ayo keluar, Ne~~”
“Sylvie!?”

Karena terlalu kagetm Sylvie pergi ke taman surga.
Ini buruk

“Sleep!”
“.... *kyu”

Aku mengucap sihir ke arah Sylvia. Langsung berefek, dan Sylvia langsung tertidur.

“Lucio-kun?”
“akan lebih baik jika kita membiarkanya tidur.”
“aku pikir juga begitu”

Aku membawa Sylvia yang tertidur ke kasur, menaruhnya, dan kembali ke dapur.

“Ne~, apa yang kau katakan itu benar?! Saat kau melihat satu pasti ada ratusan nya juga.”
“itu pengetahuan umum tau..”
“tidak mungkin, apa yang harus kita lakukan.. jika memang ada ratusan Slyvie pasti tidak akan bisa bertahan.”
“tidak ada jalan lain selain memusnahkan mereka.”
“tapi, kita tidak tau dimana mereka berada.”
“disini.”

Aku menunjuk ke pojokan.
Ditempat dimana kita tadi melihat kecoa, ada sebuah lubang kecil dipojokan.
Sebuah lubang kecil dimana dilewati kecoa.

“aku pikir disitu terhubung dengan sarang mereka.”
“oh begitu.”
“masuk dari sini, dan hancurkan mereka semua dari dalam sarangnya.”
“Masuk? Apa maksudmu.”
“Small”

Aku mengucap sihir ke diriku sendiri.
Tubuhku menjadi lebih kecil, dan jadi kecil lagi sampai aku bisa melewati lubang kecoa.
Banyak yang terlihat seperti raksasa ~~ aku bilang ke Nadia yang terlihat seperti raksasa.

“dengan ini aku bisa masuk, dan mencari untuk menghancurkan sarang kecoa.”
“aku mau ikut.”
“Nadia juga!?”
“Un! Aku tidak bisa memaafkan para kecoa yang membuat Sylvia ketakutan”
“.... baiklah, Small”

Aku mengucap sihir ke nadia juga, dan membuat tubuhnya mengecil.
Sapunya yang dia pegang juga menjadi kecil.
Aku berpikir sejenak, dan mencap sihir lain.

“Flame Enchan”

Sapu itu bersinar cahaya merah.

“Wawa, apa ini?”
“aku menggabungkanya dengan kekuatan api, kau harusnya bisa bertarung dengan itu.”
“--! Trimakasih lucio-kun!”

Nadia sangat tersentuh.
*BunBun dia mengayunkan sapunya.

“Un! Ini bagus!”

Dia berkata dengan percaya diri.
Kami masuk kedalam lubang.
Berbeda dengan biasanya, sebuah struktur yang sangat tidka biasa.
Aku merasa seperti menjadi kurcaci yang hidup digua.
Tanpa ada perasaan lain, kami kemudian bertemu dengan kecoa.

“kau keluar, dasar Monster, bersiaplah!!”

Mengayunkan sapu api, Nadia menyerang sikecoa.
Karena kami menjadi kecil, kecoa itu menjadi lebih besar, jadi sangat besar seperti anjing besar
Jujur saja, terlihat menjijikan.
Tapi nadia tidak jijik dan langsung menyerang.

“Flame Laser.”

Aku menyalakan sihir api.
Sapi api, dan sihir api. Menyerang bersamaan, si kecoa itu terbakar dan terpotong jadi dua.

“Yosh! Ayo teruskan Lucio-kun!”

Aku menghancurkan para Kecoa bersama dengna nadia yang sangat bersemangat.
Aku tidak mengatakan pada Nadia, tapi biar aman, aku mengucapkan sihir peningkat untuk tubuh dan kecepatan, jadi kita bisa menghancurkan para kecoa dengan aman.

Karena kami menelusuri sampai ke pojokan sambil jadi kecil, kami berhasil membebebaskan rumah dari para kecoa.