TL : Sunggi
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Chapter 26 : Racun (4)
Selama lebih dari sehari semalam, Jun Qing sedang tertidur
di kasur menunggu kematian datang, seluruh doktor yang datang dan memeriksa
denyut nadinya memiliki expresi kawatir yang sama, seluruh doktor disisinya
memiliki pemikiran yang sama – Jun Qing sudah satu langkah lagi masuk ke dalam
pintu kematian.
Jun Xian terlihat seperti lebih tua 10 tahun sambil dia
duduk di samping anaknya lalu mengayunkan tanganya dan meminta semua orang
kembali pulang. Dia duduk dengan sedih sambil menutupi wajahnya dengan tangan.
.........................
“Apa itu benar?” sang Kaisar yang duduk di ruang belajar
mendengarkan laporan dari doktor tentang kondisi Jun Qing, wajahnya terlihat
kosong saat dirinya mendengarkan.
“Hambamu ini tidak berani berbohong. Racun didalam tubuh Jun
Qing telah menyebar dan Racunnya sudah meneyerang jatungnya.” Si doktor ini
melaporkan hal yang terjadi.
“sayang sekali, perintahkan untuk mengirimkan Gingseng
Gunung Salju dan Lingzhi Merah ke kediaman Lin.” Sang kaisar merasa sangat baik
hati, Gingsen Gunung Salju dan Lingzhi merah adalah tanaman herbal yang langka
yang bisa memperpanjang hidup dan hal ini juga membuat orang berpikir bahwa Jun
Qing sudah tidak lama.
“Ya, Yang mulia.”
“Kembalilah” Sang Kaisar Mengayunkan tangannya.
Sesaat doktornya pergi, Sang Kaisar menyangakan punggungnya
di kursi sambil dia memikirkan segala gulungan yang ada di meja, sebuah
senyuman terlihat di wajahnya.
......................
Di dalam kediaman Lin dipenuhi dengan aura kesedihan sambil
Jun Qing tertidur di kasur tanpa bisa bergerak, nafasnya sangatlah lemah.
Jun Xian duduk di samping dengan matanya yang merah.
“Kenapa ini tiba-tiba terjadi? Kau tidak apa-apa beberapa
tahun ini, kenapa tiba-tiba racunya bereaksi?” Jun Xian tidak bisa mengerti,
beberapa tahun ini kondisi dari anaknya sangatlah stabil, apa yang bisa
mengerakkan racunya?
Seorang pria duduk di sampingnya dengan expresi sedih sambil
dirinya menggenggam tanganya.
“apa ada prajurit mencurigakan masuk ke sini?” Jun Xian
bertanya dengan penuh kemarahan.
Pria itu mengelengkan kepalanya sambil dia melihat ke arah
Jun Qing yang tertidur di kasur, hatinya sangat bergejolak. Sebelum Jun Qing
pingsan, dia bilang padanya jangan bilang ke yang lainya kalau Jun Wu Xie ada
bersamanya sebelumnya. Apapun yang terjadi, dia percaya dari dalam hatinya
kalau Jun Wu Xie tidak akan melukainya. Dia hanya berpikir kalau hidupnya akan
berakhir lebih cepat dari apa yang dipikiranya. Dia tidak menginginkan
sepupunya menjadi korban kelicikan orang lain agar bisa membuat kediaman Lin
kacau.
Tapi sekarang seluruh diagnosa doktor kalau dirinya tidak
akan punya banyak waktu. Apa dia harus menyembunyikan ini selamanya? Pria itu
kebingungan, jika itu orang lain, dia akan langsung menginstrogasinya tapi yang
sekarang ini adalah Jun Wu Xie!.
Jika Jun Qing benar-benar mati, kediaman Lin pasti tidak
akan punya masa depan.
“Ini... apa yang terjadi disini.?” Sebuah saura terdengar.
Pria itu dan Jun Xian mengarahkan kepalnya untuk melihat
disaat yang sama mereka melihat Jun Wu Xie membawa kucing hitam di tanganya,
dengan expresi aneh.
“Wu Xie...... ...’ Suara Jun Xian penuh dengan kepasrahan.
Pria itu menggepalakn tanganya dan menelan kembali apa yang
ingin dia katakan.
“Pamanmu di Racun” Jun Xian beerkata sambil dia menutup
matanya dengan penuh kesedihan.
Racun? Jun Wu Xie sedikit kaget saat mendengar hal ini. Dia
langsung mendekat ke kasur menghiraukan Jun Xian dan pria itu yang kaget untuk
melihat denyut nadi Jun Qing.
Denyun nadinya sangat lemah, sangat lemah sekali. Wajah Jun
Qin sangat pucat dan dipenuhi dengan keringat yang tercampur dengan cairan
hita. Semua ini jelas adalah penjelasan dari seseorang yang teracuni.
Jika itu orang lain, mereka akan berpikir kalau Jun Qing
teracuni, siapa Jun Wu Xie itu? Dia langsung menemukan masalah lainya.
Meskipun Denyut nadi Jun Qing sangat lemah, denyutnya
sangatlah stabil.
Jun Wu Xie langsung menarik selimut dan menghilangkan
bantalnya.
“Wu Xie, apa yang kau lakukan!?”
“Paman tidak papa.” Otak Jun Wu Xie fokus dengan perawatan
dan tidak tau kalau aksinya yang tiba-tiba ini dan perkataan yang dia katakan
ini membuat semua orang di sini membuka mulut dengan lebar.