Update

December 15, 2016

GDBBM - V1 - Chapter 10 : Tamu Tak Diundang (4)

TL : Sunggi

Editor : Rio Bw

Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini

Trimakasih

Genius Doctor Black Belly Miss Chapter 10 : Tamu Tak Diundang (4)

Dia... dia tidak marah ?

“hanya itu ?” jun Wu Xie melihat ke arah mereka dengan expresi tidak tertarik.

Ketenanganya tidak hanya membuat Jun Qing tapi Juga Mo Xuan Fei tidak bisa berkata apa-apa. Ini sangat berbeda dengan apa yang mereka pikirkan.

Saat Wu Xie ingin di tunangkan, dia melakukan cara apapun dengna kekuatanya, bahkan dengan cara menggunakan kekuasaan kakenya agar mereka mau setuju. Akan tetapi sekarang sang pangeran sendiri yang mengatakan ingin membatalkan penunanganya, dan wu Xie seperti tidak tertarik sama sekali.

“Jun Wu Xie, kita mulai sekarang akan berjalan yang berda. Biarkan Yun Xian menyembuhknamu dan mulai sekarang kita sudah tidak berhutang satu sama lain.” Mata Mo Xuan Fei menajam seperti tidak bisa mendengar jawaban Wu Xie. Apa yang dia rencenakan sekarang ini ?

Jun Wu Xie memandang ke arah Yun Xie dan dia melihatnya dari atas ke bawah seperti jika sedang melihat barang dan bibirnya kemudian berubah menjadi senyuman lembut.

“dunia ini sangatlah luas, cobalah untuk pergi dan melihat dunia ini?” Jun Wu Xie menjawab dengan nada bahagia.

“Apa maksudmu ?” Mo Xuan Fei kebingunan

Jun Wu Yao hanya tersenyum “aku pikir apa yang di maksud Wu Xie itu adalah sudah saatnya kau pergi dari sini.” Matanya terlihat bakaca-kaca, mencoba sangat keras untuk menahan tawa sambil dengna baik hati menjelaskan apa yang dimaksud dari Jun Wu Xie.

Wajah Mo Xuan Fei langsung menjadi pucat “Jun Wu Xie, bahkan jika kau tidak setuju dengan pembatalan pertunangan ini kau tetap harus setuju. Ayahanda sudah menyiapkan perintahnya dan akan di umumkan kedunia besok.”

Bai Yun Xian yang dari awal diam akhirnya mulai bicara mengeluarkan sebuah suara lembut nan indah “Miss Jun, Masterku pernah berkata kalau semua yang hidup akan mati. Ada hal yang tidak bisa dipaksakan. Dalam hal ini tidak baik jika kau masih terus meneruskan pertunangan ini.” Dia dengan “Baik” memberikan sebuah saran dengan nada yang terdengar arogan.

Dan setelah itu, tanpa rasa malu mulai mendekatkan diri ke arah Mo Xuan Fei.

“Beraninya dia! Nyoya! Wanita ini mencacimakimu!” si kucing hitam itu menggurutu dihadapan kedua pasangan ini.

“Aku capek.” Jun Wu Xie bahkan mengeluarkan sebuah expresi capek yang di lebih-lebihkan dan tidak repot-repor memandang ke arah pasangan yang ada di depanya seperti mereka tidak ada. Dia memutarkan tubuhnya dan melihat ke arah Wu Yao.

Jun Wu Yo jelas langsung berdiri, melebarkan tanganya dia mengangkat tubuh kecil Wu Xie dan pergi meninggalkan ruang tamu tanpa melihat kebelakang sama sekali.

Wajah Mo Xuan Fei langsung berubah menjadi sangat buruk. Jun Wu Xie tidak pernah menghiraukan dirinya sama sekali tapi hari ini, dia jelas menghiraukan keberadaanya.
“sudah terlalau sore, tolong tamu silahkan pulang..” Jun Qing berkata dengan nada dingin. Jika bukan karena identitas mereka yang  agak spesial, dia pasti akan menendang mereka dari tadi.

Mo Xuan Fei akan berkata sesuatu tapi Bai Yun Xian berdiri dengan padangan tidak puas.  Dia menelan kembali apa yang akan diakatan dan hanya bisa mengikutinya pergi dengan tenang.

Di ruang tamu yang tenang, wajah jun Qin berubah menjadi putih seputih kertas. Sejak kapan Kediaman Lin tetap tenang dikeadaan seperti ini? Melihat prosesnya, dengan ayahnya yang sudah semakin tua dan tidak ada penerus yang pantas untuk Tentara Rui Lin, Keluarga kerajaan mulai menunjukan taringnya. Dilihat dari tidakan Mo Xuan Fei hari ini, bisa di lihat kalau keluarga kerajaan sudah tidak terpengaruh dengan adanya kediaman Lin.
........................
Sambil menggendong Wu Xie, WU Yao menunjukan sebuah senyuman bahagia.

“Kau tidak marah ?” dia menundukan padangananya dan melihat ke arah wu xia. Ini jelas sekalau kalau pangeran kedua dengan sengaja membawa pacarbarunya kesini dengan keinginan buruk.

Akan tetapi tidak ada tanda rasa marah sama sekali di wajah Wu Xie.

Wu Xie mengangkat kepalanya dengan perlahan. Memandang ke arah Jun Wu Yao memandang kedua mata yang setenang malam dengan penuh pertanyaan.

Jun Wu Yo hanya bisa tersenyum seperti bulan sabit sambil menunjukan cahaya didalam bola matanya. Tidak ada yang tau apa yang ada dipikiranya.

“Wu Xie, kau memang memiliki sifat yang baik”