Update

September 26, 2016

Chapter 3 : Ye Ning Xue

Si gadis itu mundur tapi tidak melarikan diri seperti yang di lakukanya tadi.si gadis itu melihat wajah laki-laki itu yang terkena cahaya.dia tampan,si gadis itu jadi memikirkan hal ini.Mata nya yang penuh dengan kesedihan dan perubahan terlihat sangat cocok untuk dirinya,meskipun begitu tidak akan ada yang akan membencinya sama sekali,malahan,penuh dengan daya tarik seperti kalau orang yang meilihanya akan kecanduhan.

Mereka saling bertatapan,si gadis memandanginya seperti jiwanya di hisap,melihat ke arahnya dan dengan takut melihat ke arah buah yang ada di tanganya,menelan ludah,dia kemudian pelan-pelan mengangkat buah yang ada di tangan dan dengan nada takut  berkata ke Ye Wuchen “Kakak,kau mau makan ini ?”.

Ye Wuchen entah kenapa jadi tertawa,lalu menundukan dirinnya dan mengelengkan kepalanya sambil tersenyum.dia kemudian mengakat tanganya secara perlahan-lahan agar bisa mendekat ke arahnya dan memegang ke dua luka mengerikan yang ada di wajah gadis itu.pada saat itu,sebuah cahaya putih bersinar dari tanganya.si gadis itu jadi kaget,mengerakan matanya dan mulutnya.dia bahkan sampai lupa menghindar,berdiri tenang seperti dia tidak bisa di gerakan.

Beberapa detik kemudian,Ye Wuchen menarik tanganya kembali dan mengekrut.dia bertanya “siapa nama mu,adik kecil ?”

Si gadis itu masih kaget.dia berkata dengan suara yang pelan.”aku...aku tidak punya nama.”

“Tidak Punya Nama?diamana Keluargamu? Kenapa kau ada di sini? ”

“Aku tidak punya Keluarga...aku sudah ada di sini semenjak aku bangun,jadi aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi padaku.”si gadis itu mengelengkan kepalanya.suara merdu Ye Wuchen membuat hatinya tenang.

“kau tidak ingat dengan apa yang terjadi,kan?”

Si gadis kaget lagi dan lalu menganggukkan kepalanya dengan mata yang pasrah.dia tidak punya keluarga,tidak punya ingatan,dia lupa namanya.hampir semua orang membencinya,memukulnya dengan ranting atau melemparinya batu jika bertemu denganya.Tapi dia cuman bisa melarikan diri dan bersembunyi sambil menangis di pojokan.dia cuman secara insting mencoba untuk bertahan,meskipun tanpa kawan dan tanpa tujuan.

“oh begitu” Ye Wuchen kembali tersenyum.mereka memiliki pengalaman yang sama.mereka berdua tiba-tiba muncul di sini,mereka berdua kehilangan ingatanya.ini mungkin bisa di sebut takdir.sebuah perasaan tenang muncul dari dalam hati,jadi dia berkata “Apa kau mau punya Kakak yang tidak akan membuatmu kelaparan atau di buli.”

Si gadis itu menatap ke arahnya dengan wajah hampa,dia tidak tau bagaimana cara menjawab pertanyaan ini.

“Biarkan aku jadi Kakak mu ok? Aku tidak akan membiarkanmu kelaparan atau di buli.”

Si gadis itu melebarkan matanya ,dan merasakan besar nya buah yang bahkan lebih besar dari tanganya itu.dia merasa pahit di hatinnya,bahkan sesuatu di hatinya mulai menguap.dia berkata dengan nada takut “bol...bolehkan aku?? Mereka semua membenciku,memukulku..karena aku...”

Ye Wuchen berdiri dan mengambil tangan kecilnya. “Ikut denganku,mulai sekarang,kau adalah Adikku.tidak akan ada yang akan bisa membulimu dengan adanya diriku.”

Si gadis itu memandanginya dan merasakan kehangatan yang memegang tangan kirinya.tanpa di sadari matanya sudah di penuhi dengan tangisan.

Ye Wuchen memegang tanganya dan berjanji akan melindungi saat dia merasa kosong,saat dia di benci,saat dia merasa di buang oleh dunia.mulai dari sekarang.gambaranya sudah di tanam di dalam hatinya,permanen.dia tidak bisa menghentikan perasaan ingin dekat dengan nya sama seperti semua orang jadi ketagihan dengan racun paling candu di dunia.

Mulai dari sekarang.dua jiwa yang tidak bisa menyebrang akhirnya bisa menyebrang bersama.

Ye Wuchen tidak menjelaskan ke pada si orang tua dan Chu Jing tian kenapa da membawa si gadis itu kembali,tapi mereka juga tidak bertanya tentang hal itu.di Malam hari itu,kasur yang sudah dia tiduri selama lebih dari 10 tahun menjadi kasur pertama gadis itu. Ye Wuchen berdiri di luar ruangan melihat lebar dan jauhnya langit seperti memikirkan sesuatu.

Di keheningan ini,dia mengakat tagan kirinya dan menggunakan jari kanan untuk mengayun ke tangan kirinya,langsung saja sebuah luka kecil muncul di tanganya dan mulai berdarah,dia kemudian menggunakan jari di tangan kanan untuk memegang luka itu,tapi luka itu tiba-tiba menghilang dan bahkan bekas lukanya juga menghilang.

Dia menaruh tanganya dan mengkerut karena kebingungan.di dalam ingatanya,dia tau kalau dia memiliki kekuatan sihir seperti ini,,tapi kenapa dia tidak bisa menghilangkan luka si gadis itu?

Apa itu memang luka ?

“Kakak.”

Mendengar suara indah itu,Ye Wuchen menengok ke aranya dan melihat wajah si gadis itu dan lalu berkata “sudah malam,kenapa masih bangun?”

Setelah sedikit keraguan,si gadis itu berkata dengan wajah yang terlihat ingin sekali “Boleh aku tidur di kasur yang sama denganmu,Kak?”

“Baiklah.”Ye Wuchen berjanji dan tersenyum.dia tidak menginginkan sebuah kekecewaan muncul di wajahnya,atau melihatnya bersedih karena warna rambut dan lukanya,yang penting dia harus memberitaunya kalau dia tidak akan membenci atau menolaknya.

“Benarkah?”si gadis itu berkata sambil kegirangan.dia lalu di angkat oleh Ye Wuchen dan di taruh di kasur kayu.

“Gadis baik,Sudah tidur .”Ye Wuchen Merangkulnya dan berkata dengan suara yang memanjakanya.

“OK!” si gadis itu menjawab dengan senang dan mendekatkan tubuhnya ke dada Ye Wuchen. Dan akhirnya,dia menemukan posisi yang nyaman dan akhirnya menutup matanya.akan tetapi sebuah tangisan terus keluar dari wajah tersenyumnya,dia cuman merasa senang dan tidak bisa menahan tangisanya.

“Aku harus gimana memanggil namamu?”Ye Wuchen berbicara sendiri sambil mengelus rambut putihnya.si gadis itu melihat atas dengan wajah yang kebingungan.dia memiliki kulit yang putih dan mengeluarkan cahaya putih di kegelapan malam.Ye Wuchen menkerutkan alisnya dan berbisik ke arahnya “Kulitmu dan rambutmu semuanya putih seperti salju,bagaimana kalau kau ku panggil Ye Ning Xue??Kau suka?”

“Ye Ning Xue......” si gadis itu mengatakan lagi dengan suara yang pelan dan mengaguk “aku sangat menyukainya karena Kakak yang memberikan nama itu.”

Si gadis itu tidak pernah tidur seyeyak ini.tanpa ketakutan,tanpa kedinginan,tanpa kesengsaraan,karena dia sekarang punya seseorang yang melindunginya – Kakaknya.

Ye Wuchen tidak berani mengerakan tubuhnya sampai Ning Xue tertidur.dia akhirnya mengenghela nafas dan melihat ke arah langit dengan mata yang mempesona sampai akhirnya dia tertidur.

Siapa aku...

Keesokan harinya saat Ye Wuchen membukan matanya,dia melihat Ye Ning Xue mengkerutkan tubuhnya seperti kucing malas yang sedang tertidur.Ye Wuchen tersenyum,tertidur di kasurnya,dia tetap tidak bergerak dan mendengarkan suara dari luar agar tidak membuat Ye Ning terbangun.di luar sangatlah berisik dari pada malam hari.dan mungkin sekarang sudah waktunya untuk makan siang jadi agak ramai.saat dia ngobrol dengan Chu Jing Tian Kemarin,Ye Wuchen tau kalau di sini ada lebih dari 100 orang.mereka terpisah di setiap area dan tanpa pernah berbicara sama sekali.di sinia ada lebih dari 30 orang (anak-anak dan orang dewasa) di tempat Chu Jing Tian tinggal.biasanya 30 orang ini duduk bersama sambil makan.

Bagun karena ke gaduhan ini,Ning Xue pelan-pelan membuka matanya,lalu mulai mencari Ye Wuchen dengan terlihat panik saat dia melihat Ye Wuchen melihatnya dengan tatapan yang lucu.dia juga tersenyum dan kembali mengekrutkan tubuhnya lagi dan akhirnya menutup matanya.