TL : Sunggi
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Editor : Rio Bw
Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini
Trimakasih
Chapter 51 : Memilih Kekerasan
“Cukup. Jangan berkata lagi.” Sebuah suara bernada bosan
terdengar, Long Yin yang dari tadi diam akhirnya berkata “meskipun apa yang
diakatakan Presiden Lin tidaklah Baik, meskipun begitu dia tidak memiliki
keinginan buruk. President lin, duduk dulu.”
Lin yan, yang tadi hapir marah besar, memaksa dirinya untuk
menahan kemarahanya dan lalu duduk. Padanganya mengarah ke arah Ye Wuchen,
menginginkan kalau dia bisa membakar Wu Chen kedalam kobaran api dan
membiarkanya menjadi asap.
Setelah beberapa kata, Lon Yin tidak menunjukan expresi
marah. Malahan dia tersenyum senang dan berkata “Anak muda dari keluarga Ye dan
keluarga lin memang sangatlah berbakat dan sangat tersohor dan bisa menjadi
penyangga dari negar Tian Long dimasa depan nanti. Aku sangat bangga! Apa yang
dikatakan oleh Wu Chen memang benar, sangat sama dengan apa yang aku pikirkan,
negara Tian Long kita tidak akan pernah takut dengan Gale Nation. Kita tidak
seharusnya menyerang orang dari Gale Nation tanpa ada alasan jelas jadi agar
tidak menjadi masalah antar negara. Aku juga memikirkan dengan apa yang Lin
Xiao katakan adalah untuk keamanan dari Tian long sendiri, kita seharusnya
tidak membiarkan hal seperti ini berubah menjaddi tragedi. Disamping itu, aku
sudah memberikan perintah, perintah haruslah tidak boleh bercanda dan aku juga
tidak bisa menarik kembali kata-kataku, dan membuatku dalam keadaan sulit.”
Sang kaisar berkata. Para penonton terdiam. Ye Wu Chen juga
tidak menjawab bail. Masih saja, dia menunjukan expresi polos dan tersenyum,
dia tau arti dari sang kaisar dengan kata “Sulit” jelas semua itu omong kosong,
dia pasti memiliki pemikirkan untuk membuat orang ini menderita.
“Bagaimana kalau begitu, karena ini ditempat dan waktu yang
cocok, dan kalian berdua ada disini, lebih baik kesempatan ini digunakan untuk
menunjukan keahlian kalian. Lebih baik bertarung untuk menunjukan siapa yang
akan menang atau kalah. Aku akan menjadi menuruti siapa yang akan menang didue
ini.”
Setelah perkataan panjang Long Yin, para penonton jadi diam.
Tidak ada yang berani menyela atau setuju, akan tetapi, metode ini jelas tidak
seimbang! Kali ini bahkan orang bodoh bisa melihat kalau Long Yin sedang di
bagian Lin Xiao. Tidak hanya akan menang dengan mudah, tapi sang kaisar juga
akan mengambil kesempatan ini untuk mengolok Ye WU Chen dan seluruh keluarga
Ye.
Tuan Muda Ye tidak hanya tidak memiliki seni bela diri, tapi
juga adalah mantan orang sakit –sakitan. Bahkan jika dirinya sekarang sudah
kembali pulih, bagaimana dia bisa menjadi rival dari Lin Xao. Beberapa orang
yang sudah berlatih ilmu bela diri dan peningkatan kekuatan secara diam-diam
menggelengkan kepalanya menolak karena tubuh dari ye Wu Chen tidak memiliki
aura kekuatan. Dia bukanlah orang yang memiliki ilmu beladiri ataukah
peningkatan tubuh.
Alis Lin Xiao bererak dan akan menolak karena dia memiliki
sifat yang mulia serta keras kepala. Berkompetisi dengan seseorang yang tidak
memiliki kekuatan pasti akan melukai reputasinya, tapi sebelum dia bisa membuka
mulut untuk berbicara, Ye Wu Chen sudah berkata dulu menjawab dengan tersenyum
“Perintah yang mulia, bagaimana tidak Wu chen bisa menolak.”
Lin Xiao langsung mengurungkan niatnya dan menjawa “Lin Xiao
Siap melakukanya.”
Sekali dia memperlakukan Tuan Muda ye ini dengan hina, dan
bahkan tidak tertarik untuk bertemu dengan orang ini, tapi ini adalah pertemuan
pertama mereka. Setelah beberapa kali beragumen, tempat nya menurun, tapi dia
tidak begitu kaget. Sekarang melihat penampilan dari Ye Wu Chen yang terlihat
biasa saja, jatungnya entah kenapa tiba-tiba menjadi waspada. Jawaban yang
langsung, mungkinkah dia sudah menyiapkanya? Tapi dilihat dari pernapasanya,
dia jelas bukan seseorang yang memiliki kekuatan.
Malahan, jawaban langsung ye Wu Chen membuat orang sekitar
saling berbisik, tapi tidak ada yang percaya dia memiliki kekuatan untuk menang
melawan Lin Xiao. Ada yang menghela nafas, ada juga yang diam-diam
mengkritiknya.
“ini....... tidak mungkin, jangan biarkan Chen’er melawan
Lin Xiao. Jangan bilang soal seni bela diri, Ye Wu Chen’er bahkan tidak bisa
melukai nyamuk. Bagaimana jika dia terluka ?” Wang Wenshu berdiri kebingungan,
tapi Ye Wei menariknya dan menyuruhnya duduk, menenangkanya “Jangan Kawatir
expresinya terlihat sangat percaya diri, jelas dia sudah merencanakanya. Dan
dilihat dari situasinya, Lin Xiao tidak mungkin berani melukai Chen’er”
Wang Wen Shu bahkan tidak bisa menahan detak jantungnya,
menahan diri untuk tidak berteriak, seluruh tubuhnya jelas sangat terlihat
tidak sabaran. Anak laki-laki pasti akan menjadi favorit ibunya. Jika Ye Wu
Chen menerima luka. Pasti akan lebih sakit dari pada luka kena sayatan belati.
Ye Wei tetap tenang memandang ke arah Ye Wu Chen. Untuk
seseorang yang telah dilipih oleh dewa pedang, mungkin kah dia sengaja terlihat
tidak memiliki kekuatan? Ayo lihat apa yang ada didalam dirinya.
Lin Kuang dipenuhi dengan kebahagia dari tadi, Long Yin
jelas ada di bagianya. Dia menaikan kepalanya, dengan wajah penuh kasihan
berkata “ Jendral Tua Ye, jangan kawatir, Anakku Xio pasti akan bermurah hati.”
Ye Nu mengeluarkan suara dingin “Humph.” Dan tidak merasa
ingin memandang ke arahnya. Perasaan terdalamnya naik, tapi diluar dia masihlah
tenang seperti air. Pemikirkannya yang tenang sama dengan kekuatanya.
“hahahahah, aku rasa orang dari keluarga Ye ini tidak ingin
hidup lagi, bagaimana bisa dia berani melawan Mantuku. Mantuku bisa menusuknya
sampai mati dengan jarinya. Oh! Hahahaha!’
Sebuah suara yang sama seperti terdengar seperti Petir
terdengar, setiap ujung dari para penonton jelas mendengarnya. Hua Zhentian
memiliki expresi gembira, seperti jika saat mantunya mengeluarkan kekuatan
adalah hal paling bahagia untuk di pandang. Disampingnya Hua Shui Rou, yang
dengan perlahan membisikan “Pah.... turunkan suaramu/”
Hua Zhen Tian langsung menutup mulutnya, lalu memandang
Putrinya tersenyum malu.
Kedua orang yang ada di arena, memiliki expresi yang sama
tenang dan lembut, Leng ya mundur dari arena, menutup dadanya sambil duduk di
bagian area kompetisi. Expresinya masih dingin, tapi hanya beberapa yang bisa
melihatnya karena bukan dirinya lagi yang jadi pusat penarik perhatian. Pusat
perhatianya sudah berubah ke arah Ye Wu Chen. Dia tidak bisa lari, bukan tidak
bisa, tapi bahakan jika dia bisa, dia tidak mungkin akan melakukanya.
Lin Yan memandang ke arah ye Wu Chen, lali berkata dengan
nada pelan “saat kompetisi, pedang tidak memiliki mata. Jika ada kecelakaan
salahkan kekuatanmu bukan orang yang melakukanya. Bahkan jika orang itu sudah
di beri kesemaptan, tidak ada jalan untuk investigasi!”
ini adalah sinyal rahasia yang dikirimkan ke Lin Xiao dan Ye
Wu Chen, Ye Wu Chen menaikan ujung mulutnya dan memandang ke arah Lin Xiao lalu
berkata “master lin, Anda sudah menggunakan beberapa kekuatan dikompetisi
sebelumnya. Agar bisa sepadan, aku akan bertarung melawan anda tanpa senjata.
Bagaimana?”
dengan kata itu, banyak kerumunan terdengar. Kebanyakan para
laki-laki menggenggam perutnya tertawa, hampir seperti mendengar sebuah lelucon
paling lucu didunia. Hua ZHentian bahkan juga tertawa lalu berkata “anak muda
dari kelaur Ye ini sangat arogan lebih dari pada orang tua ini, menarik,
menarik Cok!”
“Pah... jangan omong jelek.” Hua Shui Rou dengan perlahan
mengingatkanya dengan suaranya yang kalem.
Hua Zhen Tian langsung diam.
“dia pantas dipanggil cucu dari Jendral tua Ye, menarik
sekali, hahahaha” Wajah merah Lin Kuang tertawa Arogan.
Lin Xiao jadi kehilangan kata-kata, tertawa dan
menggelengkan kepalany “tidak masalah, aku hanya menggunakan energiku sedikit
saja. Sekarang sudah penuh lagi. Tuan Muda Ye harus menggunakan seluruh
kekuatan ya. Boleh aku tau senjata apa yang paling anda biasa gunakan.” Setelah
berkata, dia mengangkat senjatanya, bersiap untuk menyerang Ye Wu Chen.
“Baiklah. Karena mas Lin menggunakan Pedang, aku akan
menggunakan Kipas saja.’ Tangan kanan Ye Wu Chen bergerak dengan percaya diri.
Menutup kipasnya, dan mengarahkanya ke Lin Xiao.
“Ayo Mulai.” Lin Xiao tidak ingin berkata lagi. Meluruskan
pedangnya yang tajam, bersiap untuk menyerang.
Chapter 50 | chapter 52