Update

January 21, 2017

Heavenly Star - Chapter 51 : Memilih Kekerasan

TL : Sunggi

Editor : Rio Bw

Jika ada salah kata maupun Typo bisa langsung komentar di bawah sini

Trimakasih




Chapter 51 : Memilih Kekerasan

“Cukup. Jangan berkata lagi.” Sebuah suara bernada bosan terdengar, Long Yin yang dari tadi diam akhirnya berkata “meskipun apa yang diakatakan Presiden Lin tidaklah Baik, meskipun begitu dia tidak memiliki keinginan buruk. President lin, duduk dulu.”

Lin yan, yang tadi hapir marah besar, memaksa dirinya untuk menahan kemarahanya dan lalu duduk. Padanganya mengarah ke arah Ye Wuchen, menginginkan kalau dia bisa membakar Wu Chen kedalam kobaran api dan membiarkanya menjadi asap.

Setelah beberapa kata, Lon Yin tidak menunjukan expresi marah. Malahan dia tersenyum senang dan berkata “Anak muda dari keluarga Ye dan keluarga lin memang sangatlah berbakat dan sangat tersohor dan bisa menjadi penyangga dari negar Tian Long dimasa depan nanti. Aku sangat bangga! Apa yang dikatakan oleh Wu Chen memang benar, sangat sama dengan apa yang aku pikirkan, negara Tian Long kita tidak akan pernah takut dengan Gale Nation. Kita tidak seharusnya menyerang orang dari Gale Nation tanpa ada alasan jelas jadi agar tidak menjadi masalah antar negara. Aku juga memikirkan dengan apa yang Lin Xiao katakan adalah untuk keamanan dari Tian long sendiri, kita seharusnya tidak membiarkan hal seperti ini berubah menjaddi tragedi. Disamping itu, aku sudah memberikan perintah, perintah haruslah tidak boleh bercanda dan aku juga tidak bisa menarik kembali kata-kataku, dan membuatku dalam keadaan sulit.”

Sang kaisar berkata. Para penonton terdiam. Ye Wu Chen juga tidak menjawab bail. Masih saja, dia menunjukan expresi polos dan tersenyum, dia tau arti dari sang kaisar dengan kata “Sulit” jelas semua itu omong kosong, dia pasti memiliki pemikirkan untuk membuat orang ini menderita.

“Bagaimana kalau begitu, karena ini ditempat dan waktu yang cocok, dan kalian berdua ada disini, lebih baik kesempatan ini digunakan untuk menunjukan keahlian kalian. Lebih baik bertarung untuk menunjukan siapa yang akan menang atau kalah. Aku akan menjadi menuruti siapa yang akan menang didue ini.”

Setelah perkataan panjang Long Yin, para penonton jadi diam. Tidak ada yang berani menyela atau setuju, akan tetapi, metode ini jelas tidak seimbang! Kali ini bahkan orang bodoh bisa melihat kalau Long Yin sedang di bagian Lin Xiao. Tidak hanya akan menang dengan mudah, tapi sang kaisar juga akan mengambil kesempatan ini untuk mengolok Ye WU Chen dan seluruh keluarga Ye.

Tuan Muda Ye tidak hanya tidak memiliki seni bela diri, tapi juga adalah mantan orang sakit –sakitan. Bahkan jika dirinya sekarang sudah kembali pulih, bagaimana dia bisa menjadi rival dari Lin Xao. Beberapa orang yang sudah berlatih ilmu bela diri dan peningkatan kekuatan secara diam-diam menggelengkan kepalanya menolak karena tubuh dari ye Wu Chen tidak memiliki aura kekuatan. Dia bukanlah orang yang memiliki ilmu beladiri ataukah peningkatan tubuh.


Alis Lin Xiao bererak dan akan menolak karena dia memiliki sifat yang mulia serta keras kepala. Berkompetisi dengan seseorang yang tidak memiliki kekuatan pasti akan melukai reputasinya, tapi sebelum dia bisa membuka mulut untuk berbicara, Ye Wu Chen sudah berkata dulu menjawab dengan tersenyum “Perintah yang mulia, bagaimana tidak Wu chen bisa menolak.”

Lin Xiao langsung mengurungkan niatnya dan menjawa “Lin Xiao Siap melakukanya.”

Sekali dia memperlakukan Tuan Muda ye ini dengan hina, dan bahkan tidak tertarik untuk bertemu dengan orang ini, tapi ini adalah pertemuan pertama mereka. Setelah beberapa kali beragumen, tempat nya menurun, tapi dia tidak begitu kaget. Sekarang melihat penampilan dari Ye Wu Chen yang terlihat biasa saja, jatungnya entah kenapa tiba-tiba menjadi waspada. Jawaban yang langsung, mungkinkah dia sudah menyiapkanya? Tapi dilihat dari pernapasanya, dia jelas bukan seseorang yang memiliki kekuatan.

Malahan, jawaban langsung ye Wu Chen membuat orang sekitar saling berbisik, tapi tidak ada yang percaya dia memiliki kekuatan untuk menang melawan Lin Xiao. Ada yang menghela nafas, ada juga yang diam-diam mengkritiknya.

“ini....... tidak mungkin, jangan biarkan Chen’er melawan Lin Xiao. Jangan bilang soal seni bela diri, Ye Wu Chen’er bahkan tidak bisa melukai nyamuk. Bagaimana jika dia terluka ?” Wang Wenshu berdiri kebingungan, tapi Ye Wei menariknya dan menyuruhnya duduk, menenangkanya “Jangan Kawatir expresinya terlihat sangat percaya diri, jelas dia sudah merencanakanya. Dan dilihat dari situasinya, Lin Xiao tidak mungkin berani melukai Chen’er”

Wang Wen Shu bahkan tidak bisa menahan detak jantungnya, menahan diri untuk tidak berteriak, seluruh tubuhnya jelas sangat terlihat tidak sabaran. Anak laki-laki pasti akan menjadi favorit ibunya. Jika Ye Wu Chen menerima luka. Pasti akan lebih sakit dari pada luka kena sayatan belati.

Ye Wei tetap tenang memandang ke arah Ye Wu Chen. Untuk seseorang yang telah dilipih oleh dewa pedang, mungkin kah dia sengaja terlihat tidak memiliki kekuatan? Ayo lihat apa yang ada didalam dirinya.

Lin Kuang dipenuhi dengan kebahagia dari tadi, Long Yin jelas ada di bagianya. Dia menaikan kepalanya, dengan wajah penuh kasihan berkata “ Jendral Tua Ye, jangan kawatir, Anakku Xio pasti akan bermurah hati.”

Ye Nu mengeluarkan suara dingin “Humph.” Dan tidak merasa ingin memandang ke arahnya. Perasaan terdalamnya naik, tapi diluar dia masihlah tenang seperti air. Pemikirkannya yang tenang sama dengan kekuatanya.


“hahahahah, aku rasa orang dari keluarga Ye ini tidak ingin hidup lagi, bagaimana bisa dia berani melawan Mantuku. Mantuku bisa menusuknya sampai mati dengan jarinya. Oh! Hahahaha!’

Sebuah suara yang sama seperti terdengar seperti Petir terdengar, setiap ujung dari para penonton jelas mendengarnya. Hua Zhentian memiliki expresi gembira, seperti jika saat mantunya mengeluarkan kekuatan adalah hal paling bahagia untuk di pandang. Disampingnya Hua Shui Rou, yang dengan perlahan membisikan “Pah.... turunkan suaramu/”

Hua Zhen Tian langsung menutup mulutnya, lalu memandang Putrinya tersenyum malu.

Kedua orang yang ada di arena, memiliki expresi yang sama tenang dan lembut, Leng ya mundur dari arena, menutup dadanya sambil duduk di bagian area kompetisi. Expresinya masih dingin, tapi hanya beberapa yang bisa melihatnya karena bukan dirinya lagi yang jadi pusat penarik perhatian. Pusat perhatianya sudah berubah ke arah Ye Wu Chen. Dia tidak bisa lari, bukan tidak bisa, tapi bahakan jika dia bisa, dia tidak mungkin akan melakukanya.

Lin Yan memandang ke arah ye Wu Chen, lali berkata dengan nada pelan “saat kompetisi, pedang tidak memiliki mata. Jika ada kecelakaan salahkan kekuatanmu bukan orang yang melakukanya. Bahkan jika orang itu sudah di beri kesemaptan, tidak ada jalan untuk investigasi!”

ini adalah sinyal rahasia yang dikirimkan ke Lin Xiao dan Ye Wu Chen, Ye Wu Chen menaikan ujung mulutnya dan memandang ke arah Lin Xiao lalu berkata “master lin, Anda sudah menggunakan beberapa kekuatan dikompetisi sebelumnya. Agar bisa sepadan, aku akan bertarung melawan anda tanpa senjata. Bagaimana?”

dengan kata itu, banyak kerumunan terdengar. Kebanyakan para laki-laki menggenggam perutnya tertawa, hampir seperti mendengar sebuah lelucon paling lucu didunia. Hua ZHentian bahkan juga tertawa lalu berkata “anak muda dari kelaur Ye ini sangat arogan lebih dari pada orang tua ini, menarik, menarik Cok!”

“Pah... jangan omong jelek.” Hua Shui Rou dengan perlahan mengingatkanya dengan suaranya yang kalem.

Hua Zhen Tian langsung diam.

“dia pantas dipanggil cucu dari Jendral tua Ye, menarik sekali, hahahaha” Wajah merah Lin Kuang tertawa Arogan.


Lin Xiao jadi kehilangan kata-kata, tertawa dan menggelengkan kepalany “tidak masalah, aku hanya menggunakan energiku sedikit saja. Sekarang sudah penuh lagi. Tuan Muda Ye harus menggunakan seluruh kekuatan ya. Boleh aku tau senjata apa yang paling anda biasa gunakan.” Setelah berkata, dia mengangkat senjatanya, bersiap untuk menyerang Ye Wu Chen.

“Baiklah. Karena mas Lin menggunakan Pedang, aku akan menggunakan Kipas saja.’ Tangan kanan Ye Wu Chen bergerak dengan percaya diri. Menutup kipasnya, dan mengarahkanya ke Lin Xiao.

“Ayo Mulai.” Lin Xiao tidak ingin berkata lagi. Meluruskan pedangnya yang tajam, bersiap untuk menyerang.

| chapter 52